Archive for April 2014

Dogeng si Kabayan


SIKABAYAN NGALA LAUK
    

   Geus sababaraha peuting Si Kabayan ngadenge beja,yen tatangga-tatanggana lalintarna aruntung bae.Manehna pohara kabitaeunana,tapi teu boga pakakas.

    Sanggeus mikir sakeudeung,manehna manggih akal,tuluy nyarita ka pamajikannana : "jem,engke peuting Akang rek ngala lauk ka walungan,kabita ku batur aruntung bae."
 

   "Majar rek ngala lauk ? Na,rek ku naon ngalana ? Teu boga heurap teu boga useup ! tembal pamajikannana haseum.
 

   "Tong rea omong,maneh nyaho engke peuting dahar jeung beuleum lauk we. Kadieukeun wedang pamere mitoha teh !" Cokot bae ku sorangan,tuh deukeut pago !" tembal pamajikannana merengut keneh.

    Reup peuting Si kabayan indit ka jalan tempat liliwatan tatangga-tatanggana nu tas ngarala lauk.manehna eureun handapeun tangkal caringin gede.Tuluy ditaranjang,awakna dibalur ku wedang. 


   Sanggeus rata,tuluy manehnaa gugulingan dina kapuk bawana ti imah. Geus kitu tuluy nyumput.
Teu lila ti harita,brul jelema-jelema anu tas ngarala lauk teh ngaleut ka lebah dinya. Waktu abrulan liwat lebah handapeun tanggal caringin,jleng Si Kabayan luncat ka tengah jalan bari igel-igelan.

   Puguh bae jelema-jelema  anu narenjo aya mahluk bodas luncat ka tengah jalan teh,paburisat laluncatan bari tingjarerit,cul kana bawaan : " Jurig ! Aya jurig !  

   Kalawan riweuh jeung teu weleh imut sorangan Si Kabayan mulungan lauk anu ngabayak sapanjang jalan,nepi ka pinuh sasarung.

   Geus kitu tuluy buru-buru balik,sieuneun aya nu nganyahokeun,sieuneun katohiyan nipuna.
Peuting eta Si Kabayan untung


Tari Piring

                                                                      Tari piring




        Tari Piring termasuk salah satu tari tradisional khas Minangkabau yang berumur ratusan tahun. Tarian tersebut berasal dari Solok, Sumatra Barat. Awalnya, tari ini dilakukan sebagai ritual guna mengucapkan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa karena mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan oleh beberapa gadis cantik dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang diletakkan di dalam piring. Para gadis tersebut didandani dengan pakaian yang bagus lalu mereka membawa makanan dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis. Setelah Islam masuk ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tetap dilangsungkan. Akan tetapi, tari tersebut hanya ditampilkan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak pada acara-acara keramaian (pesta), seperti: pesta adat, pesta pernikahan, dan lain-lain.
Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Sumatra Barat mengambil satu kebijakan untuk menjadikan Tari Piring sebagai salah satu aset untuk menarik para wisatawan berkunjung ke Sumatra Barat.
Di luar Sumatra Barat, Tari Piring pernah dipentaskan di beberapa tempat di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, dan kota-kota besar lainnya, bahkan di beberapa negara di Asia dan Eropa, seperti Malaysia, Singapura, dan Serbia. Pementasan tersebut dilakukan pada festival kebudayaan dan promosi budaya dalam rangka memperkenalkan keanekaragaman budaya Nusantara di mancanegara. 






                Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut
Tarian ini diiringi oleh
 alat musikTalempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.


           Terdapat tiga jenis variasi gerakan dalam seni Tari Piring, yaitu tupai bagaluik (tupai bergelut), bagalombang (bergelombang), dan aka malilik (akal melilit).

            Namun, seiring masuknya agama Islam maka tarian ini mengalami pergeseran sehingga tidak lagi untuk menyembah dewa melainkan untuk ditampilkan dalam acara hajatan ataupun juga acara pernikahan. Para penari pun beralih dari yang awalnya campuran, kini hanya dilakukan oleh perempuan-perempuan yang berdandan cantik. Barangkali Anda tidak akan percaya tanpa melihat secara langsung para penari bergerak cepat, atraktif, penuh semangat dan sangat indah dengan piring-piring yang sama sekali tidak bergoyang apalagi terjatuh.

            Tarian ini diawali dengan para penari yang mulai bergerak sesuai koreografi tarian dengan meletakkan piring di masing-masing tangannya tanpa terlepas atau bergeser sedikitpun. Suasana semakin semarak dengan alat musik yang digunakan untuk mengiringi rentak tarian, yaitu talempong dan saluang. Kostum penari biasanya berwarna cerah sehingga mendukung kemeriahan acara.

            Anda juga akan mendengar irama khas yang dihasilkan dari suara dentingan antara piring yang dipegang dengan cincin yang memang sengaja dikenakan di jari penari. Kemudian, bersiaplah untuk menahan napas sejenak di bagian pertengahan pertunjukkan, sebab akan ada atraksi lempar piring. Ya, piring-piring yang dipegang oleh para penari sengaja dilemparkan sangat tinggi ke udara kemudian pecahannya diinjak dengan gerakan tari yang terus dilanjutkan.

            Hal ini menggambarkan perasaan gembira atas hasil panen yang melimpah. Ajaibnya, tidak akan akan satu luka pun di kaki para penari sekalipun mereka menginjaknya dengan kaki telanjang. Secara umum, penari dalam tarian tradisional ini berjumlah ganjil, antara tiga, lima, atau tujuh penari.

            Tari Piring sangat terkenal keistimewaannya ke seluruh penjuru dunia. Tarian ini sudah pernah dipentaskan di luar Sumatera Barat, yakni di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Pekanbaru, dan lainnya. Lebih membanggakannya lagi, Tari Piring juga turut dipentaskan dalam rangka tour festival kebudayaan Nusantara. Tidak hanya di dalam negeri, Tari Piring juga telah merambah ke dunia internasional dan pernah dipentaskan dalam festival budaya Nusantara di Malaysia, Singapura, Serbia, serta beberapa negara di Eropa.

            Apabila Anda ingin menampilkan Tari Piring dalam acara atau hajatan yang Anda selenggarakan, Anda dapat menyewa grup tarian ini sehingga para penari hadir di kota Anda dan menyuguhkan tarian tradisional Sumatera Barat secara langsung untuk tamu undangan Anda. Tentunya, akan membuat seluruh yang menonton menjadi terkagum-kagum atas keunikan koreografi yang dimiliki serta kelincahan gerakan para penari dengan piring-piring di tangannya.


- Copyright © WELCOME IN MY BLOG - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -